Thursday, August 29, 2019

PINDAH KE WEB bengkelsurvey.wixsite.com/bengkelsurvey

bengkelsurvey.wixsite.com/bengkelsurvey
bit.ly/Surveybengkel


sekarang webnya pindah ke wixsite, karena web blogger rusak jadi dipindah pencarian nya di wixsite, tampilannya lumayan bagus di wixsite

Pendahuluan infrastruktur data spasial

Teaching Lecturer : Dr. Dudung Muhally Hakim.
Title : Introduction IGD & IGT.
Video Show : http://bit.ly/videosurveyor



Introduction IGD & IGT

  • Peta Topografi : Custome Ship BIG, Setiap instansi memiliki peta dasar masing-masing biasanya dari hasil Pengukuran instansi tersebut, sebagai acuan pembuatan peta tematik yang bersangkutan. Pada Skala Peta OMP (one map police) yang digunakan dengan kisaran 1:1000k, 1:500k, s/d 1:1k.
  • Peta Tematik atau Peta Solid : Peta tersebar diberbagai Uiis tausi dengan topoksi visuasi kementrian/lembaga k/l dan daerah. Jadi Pada fungsi OMP tidak terjadi kesalahan overlay pada tiap layer dan tidak terjadi bersebarangan Cross. Sehingga penggabungan antar peta tematik sehingga hasil akhir sangat cocok pada posisi/geometri tersebut.
  • contoh studi : Instansi A dan B mempunyai peta tematik dengan studi wilayah yang sama, lalu kita cocokan data petanya apakah sama lain atau tidak, diharuskan satu sama lainnya sama ( semuanya match pada 7 unsur spasial data ).
  • Apabila contoh studi tersebut tidak sama kemungkinan beda peta dasar, sebelumnya UUIG NO.4 2011 dibebaskan buat peta dasar sendiri. "Pada saat ini BIG belum dapat menyatukan peta dasar seluruh indonesia sesuai 85 tema, dimungkinkan dari kesalahan tersebut pada sistem proyeksi, sistem referensi, dan skala".
  • Jadi solusinya data yang diperlukan ada: mudah memperoleh, sersgam, resolusi harus cocok dan seragam, bila tidak data yang diperutukan dibuat yang baru untuk mengembangkan GIS : dibuatlah sebuah KAK, skala wilayah, Kode unsur geografis, standar ketelitian, Tema, data sharing, satu standar, geodata base.
  •  kemingkinan ada data yang duplikasi : karena kawasan yang sama dipetakan berbeda instansi. EX: bpn, kehutan, bencana wilayah.
Latar belakang
  1. data aqustation : data dasar.
  2.  data sharing : data kebutuhan sama.
data dilatar belakangi dicetus oleh Bill Clinton dengan membuat FGDC yaitu dengan menganalisis duplikasi data pada pedoman NSDI (national spatial data citra structuture) dan dibuat ISDN ( Infrastruktur data spasial nasional).

Jadi Jenis IG UU no.4 tahun 2011
Bagian ke satu Umum  = Pasal 4 : jenis IG terdiri dari IGD dan IGT

Bagian ke 2 Informasi geospasial dasar =

  • pasal 5 : IGD pada pasal 4 huruf a meliputi jaring kontrol geodesi dan peta dasar.
  • pasal 6 : jaring kontrol geodesi meliputi JKHN, JKVN, dan JKGN.
  • pasal 7 : peta dasar pada pasal 5 huruf b berupa : peta RBI, peta lingkungan pantai indonesia, peta lingkungan laut nasional.
  • pasal 8 : JKHN yang dimaksud pada pasal 6 huruf a digunakan sebagai kerangka acuan posisi horizontal untuk IG, koordinat JKHN ditentukan dengan pengukuran Geodetik tertentu, dinyatakan sistem referensi koordinat tertentu, dan diwujudkan dalam bentuk tanda fisik (BM).,JKHN diklasifikasi berdasarkan tingkat ketelitian koordinat horizontal.
  • pasal 9 : 

Pengadaan data dasar GIS - FDS dimasing-masing kementrian/lembaga > dep of publik work, dep of agriculture,  dep of foresity, dep of BMKG, dep bidang Slope, dep bidang river, dep bidang curah hujan, dep bidang sos dan eko, dll.

Cara buat Peta Soil: terdiri layer-layer dengan unsur yang berbeda, yaitu:

  1. peta soil
  2. survei tanah : kimia, fisika
  3.  garis pantai
  4. Hipsografi
  5. perairan.
GIS MODEL FOR LAND SUITABLITY AND RELATED geospatial data

  1. peta soil : dari pertanian
  2. slope : BIG.
  3. survei tanah : kimia, fisika : pertanian/kehutanan
  4. garis pantai : pushidros
  5. Hipsografi :BIG
  6. perairan.: BMKG
  7. curah hujan : BMKG
  8. land use: BPN
  9. posisi matahari : BMG,
  10. stastistik : BPS
  11. georefersnsi : BIG
  12. transportasi : badan planologi dareah
data di atas tersebut lalu Di modeling dengan sesuai kriteria, konvensi, kesepakatan, aturan main, kemampuan dan kesesuian lahan, luaran, daya dukung lahan, produktivitas tanaman.
ex: contoh peta perkiraan daerah banjir dengan hasil yang berbeda.

karena diperlukannya One Map policy sehingga ada Datum, titik kontrol.

Type of standars 

  • data konten : klasifikasi KUBI, kriteria.
  • data management : meta data, spatial data transfer standar ( SDTS).
  • data transfer protools
contoh nama-nama standar yaitu : ISO, FGDC, OGC, PRODUCE AND USER OF GEOSPATIA; DATA.




Tuesday, August 27, 2019

Inderaja Aktif / Aktive Remote Sensing

Teaching Lecturer : Dr. Eng. Anjar Dimara Sakti, M.sc.
Title : introduction Aktive Remote Sensing.
Video Show : http://bit.ly/videosurveyor


Aktive Remote Sensing

MATERI

  1. Pendahuluan ( Konsep dasar  dan aplikasi PJ secara umum-review)
  2. Konsep Lidar, dan synthentic aperature radar (SAR).
  3. Fungsi dan teori : Phase, Ampltudo, dan panjang gelombang, radar conventions dan microwave spectrum.
  4. sensor dan model image.
  5. konsep dan definisi Lidar, platfrom, radiation, spectrum, Frequency, polarimmetry, interferometry.

Pendahuluan Sistem Informasi Utilitas

Teaching Lecturer : Dr. Dudung Muhally Hakim.
Title : Latar Belakang Sistem Informasi Utilitas.
Video Show : http://bit.ly/videosurveyor


SISTEM INFORMASI UTILITAS
sistem infromasi berbasis komputer yang dirancang khusus untuk mengumpulkan, menyimpan, dan memanipulasi data utilitasyang erat kaitannya dalam bentuk pelayanan umum terhadao segala fasilitas infrastruktur yang menyangkut pada aktifitas kegiatan makhluk hidup, umumnya pada wilayah perkotaan (urban area).
contoh utilitas pelayanan : saluran PDAM, drainage, drainase, kabel telepon, kabel listrik, dan pipa.
1. gambar sketsa utilitas perkotaan. (sumber: hakim,2008)

Thursday, August 22, 2019

klasifikasi otomatis
1. macro di tools terrascan mode
2. klik add action: classify points routnie: by class
3. default ke ground > routine : Ground, 1-default dan to class 2-ground. max building size isi 3 seperti max ukuran lebar bangunan yang masuk dalam prameter, dan edge length panjang tepi, dan ini tergantung kondisi b=keadaaan bangunan tsb. run macro.
4. pilih macro akan dijalankan yaitu any class to defult dan default to ground. pilih 1!
5. on block > run macro > save report
6. pilih macro ke 2. default to ground open > run macro > save report
apabila max buliding size tidak sesuai dengan hasilnya maka kita menaikan parameternya cara nya di no 3 > save
7. buat macro output point > class ground > format arcinfo > pilih save dengan penamaan #block.xyz/ las1.2 penmaan save #block.las > save > run macro
8. buat macro delete point > delete by class, class: 8-model keypoints, points:all point karena tidak digunakan lagi point cloud> oke. && add > any visible point, to class: 8-model keypoints > save macro.

klasfikasi manual 
1. open block
2. klik create editable model pilih type nya dari 1-3
3. klik display shaded di terramode icon pelangi pilih no yg digunakan, color cyles:3, views: 1 (ground saja)
4. melakukan melihat noise di views monitor 2 dengan pilih icon draw section samping icon project
5. di drag ke view 4 untuk dilihat ada noise/tidak, kalo ada dipindahaknke low point, model keypoint untuk delete point
6. hapus noise ke view 4 icon classify below line gambar garis bawah di atas ada 3 titik, above line kebalikannya, ada noise nya > klik 2x yg ada noise nya. atau menggunakan dengan icon Assign point class tanda x tengah nya titik dan ada arah nya, kemudian klik 2x yang ada noise nya.
7. menghillangkan bangunan untuk pembuatan dtm. klik icon A-A garis bawah arah( draw section) di drag ke view monitor 4 > klik macro > open delete points > run > from class ground to class low point. refresh
8. pematang sawah tidak terbentuk maka harus dinaikan dengan cara klik icon polygon arah kanan place shape > digitasi daerah.
9. pada menu terrascan klik classify, rountne by class > from class: any class > to class: default > ceklis inside fance only untuk wilayah dareah tertentu saja di klaskan = default
10. default diklasifikasi ke ground > klik classify > routine > groound., parameter classify ground max building size : 3.0 mu dan Edge length<5.0 mu.
11. save terrascan > save as point. > format las > save


Terimakasih banyak
jangan lupa share dan komentarnya
Bye3


klasifikasi otomatis
1. macro di tools terrascan mode
2. klik add action: classify points routnie: by class
3. default ke ground > routine : Ground, 1-default dan to class 2-ground. max building size isi 3 seperti max ukuran lebar bangunan yang masuk dalam prameter, dan edge length panjang tepi, dan ini tergantung kondisi b=keadaaan bangunan tsb. run macro.
4. pilih macro akan dijalankan yaitu any class to defult dan default to ground. pilih 1!
5. on block > run macro > save report
6. pilih macro ke 2. default to ground open > run macro > save report
apabila max buliding size tidak sesuai dengan hasilnya maka kita menaikan parameternya cara nya di no 3 > save
7. buat macro output point > class ground > format arcinfo > pilih save dengan penamaan #block.xyz/ las1.2 penmaan save #block.las > save > run macro
8. buat macro delete point > delete by class, class: 8-model keypoints, points:all point karena tidak digunakan lagi point cloud> oke. && add > any visible point, to class: 8-model keypoints > save macro.

klasfikasi manual 
1. open block
2. klik create editable model pilih type nya dari 1-3
3. klik display shaded di terramode icon pelangi pilih no yg digunakan, color cyles:3, views: 1 (ground saja)
4. melakukan melihat noise di views monitor 2 dengan pilih icon draw section samping icon project
5. di drag ke view 4 untuk dilihat ada noise/tidak, kalo ada dipindahaknke low point, model keypoint untuk delete point
6. hapus noise ke view 4 icon classify below line gambar garis bawah di atas ada 3 titik, above line kebalikannya, ada noise nya > klik 2x yg ada noise nya. atau menggunakan dengan icon Assign point class tanda x tengah nya titik dan ada arah nya, kemudian klik 2x yang ada noise nya.
7. menghillangkan bangunan untuk pembuatan dtm. klik icon A-A garis bawah arah( draw section) di drag ke view monitor 4 > klik macro > open delete points > run > from class ground to class low point. refresh
8. pematang sawah tidak terbentuk maka harus dinaikan dengan cara klik icon polygon arah kanan place shape > digitasi daerah.
9. pada menu terrascan klik classify, rountne by class > from class: any class > to class: default > ceklis inside fance only untuk wilayah dareah tertentu saja di klaskan = default
10. default diklasifikasi ke ground > klik classify > routine > groound., parameter classify ground max building size : 3.0 mu dan Edge length<5.0 mu.
11. save terrascan > save as point. > format las > save


Terimakasih banyak
jangan lupa share dan komentarnya
Bye3


POST NEWS

PINDAH KE WEB bengkelsurvey.wixsite.com/bengkelsurvey

bengkelsurvey.wixsite.com/bengkelsurvey bit.ly/Surveybengkel sekarang webnya pindah ke wixsite, karena web blogger rusak jadi dipindah ...

SEJARAH GEODESI